Rabu, 30 November 2016

TEKNIK-TEKNIK PENGAMBILAN OBJEK


Kali ini saya akan menjelaskan tentang teknik-teknik pengambilan objek

langsung saja kita memahami apa itu teknik-teknik pengambilan objek

A.Pengertian
    Teknik ini menjelaskan tentang aturan yang benar memilih luas frame baik secara sempit dan batasan pemotongan subjek oleh frame.


B.LATAR BELAKANG
    fotografi pada tahun 1826, dimana pada saat itu fotografi dikenal sebagai kajian ilmu yang sangat baru dan awam bagi masyarakat dunia dan mulai pesat hingga sekarang.
     
C.MAKSUD DAN TUJUAN
    Agar objek tersebut memiliki arti/makna pada saat pengambilan.

LANGSUNG SAJA KITA MEMPELAJARI TENTANG TEKNIK PENGAMBILAN

1.Extreme Long Shot
   Dikenal juga dengan sebutan Extra Long Shot / Very Long Shot yaitu teknik pengambilan gambar yang mencakup area yang luas dengan mengikut sertakan kondisi sekitar objek kedalam frame.
contoh gambar bisa dilihat disini➡DISINI

2.Long Shot
   Pengambilan gambar ini hanya menggunakan area yang pas untuk memperlihatkan seluruh tubuh objek tanpa terpotong oleh frame.
contoh gambar bisa dilihat disini➡DISINI

3.Medium Long Shot
   Teknik ini hampir sama seperti long shot tetapi perbedaannya jika medium Long shot batas pengambilan objek dari lutut sampai atas kepala.
contoh gambar bisa dilihat disini➡DISINI

4.Medium Shot
   Teknik ini hampir mirip seperti medium long  shot tetapi kalau medium shot batas pengambilan objek dari pinggang sampai ke kepala.
contoh gambar bisa dilihat disini➡DISINI

5.Close Up
   Teknik Pengambilan dengan area yang sempit,batas pengambilan dari dibawah bahu sampai kepala
contoh gambar bisa dilihat disini➡DISINI

6.Big Close Up
   Teknik pengambilan dengan area yang lebih sempit,batas pengambilan dari dagu sampai kepala
contoh gambar bisa dilihat disini➡DISINI

7.Extreme Close Up
   Teknik pengambilan dengan area yang sangat sempit(seperti macro/bokeh).Batas pengambilan hanya seluru muka/wajah.
contoh gambar bisa dilihat disini➡DISINI

Demikian yang saya dapat sampaikan dan jika ada salah maaf y...

D.KESIMPULAN
    Bahawa kita harus memahami atura-aturan dalam pengambilan foto/objek

E.REFENSI

Selasa, 29 November 2016

ALAT-ALAT BANTU DALAM PENCAHAYAAN FOTOGRAFI

ASSALAMUALAIKUM WR.WB

Pagi ini saya akan memberi sedikit alat-alat bantu dalam pencahayaan fotografi


A.PENGERTIAN

  1.Honeycomb
 
Honeycomp merupakan alat yang mirip dengan filter dengan bentuk bulat seperti sarang tawon, jika filter di pasang didepan lensa honeycomp dipasang pada lampu/sumber cahaya. Berfungsi untuk menghaluskan cahaya yang jatuh ke arah obyek gambar.

    2.Soft Box

Softbox merupakan alat bantu fotographi yang berfungsi sebagai pencahayaan yang lembut. Soft Box ini terbuat oleh kain yang jika semakin besar softbox maka semakin lembut cahaya yang di hasilkan. Cahaya softbox di hasilkan oleh alat bantu cahaya seperti strobo ataupun Barndoors.

    3.Barndoors

 
Barndoors merupkan alat yang digunakan sebagai pengarah datangnya cahaya dari arah sumber cahaya. Bentuk dari Barndoors ini berbentuk persegi dan berwarna gelap.

    4.Strobo
 


 
Alat yang satu ini mirip dengan flash pada camera namun ukurannya yang lebih besar. Strobo memiliki sensor yang dapat menangkap cahaya utama yang dapat menjadikan strobo ini menyalah dengan otomatis ketika ada cahaya utama (main light) yang dinyalahkan. Selain itu kekuatan cahaya yang di hasilkan oleh strobo bisa diatur sesuai keinginan kita.
 
    5.Trigger
Trigger merupakan flash tambahan yang terpisah dengan camera, sehingga flash dapat di gunakan dengan bantuan gelombang elektro tanpa harus di pasang di body kamera. Alat ini cukup efektif untuk membuat cahaya dari arah yang kita inginkan.



    6.AC Slave



-Cara kerja dan penggunaannya hamper mirip strobe
- Tetapi sifat arah cahaya dari AC Slave lebih melebar atau menyebar ke segala arah
 




 
    7.Modeling lamp
 
  • Menghasilkan cahaya yang membantu untuk menentukan, melihat arah jatuhnya bayangan obyek
  • Biasanya hanya ada di lampu studio
  • Menyala sebelum lampu digunakan/di trigger.

 
  8.Payung Reflektor
  
Payung ini berguna agar sifat cahaya yang dihasilkan pada gambar lebih luas, sehingga bayangan dan cayaha keseluruhan nampak menjadi lebih halus.

    9.Flash Meter

 
Seperti namanya, Flash Meter ini berfungsi untuk mengukur kekuatan sumber cahaya yang datang dalam pemotretan indoor maupun outdoor. Alat ini jauh lebih akuran di bandingkan dengan light meter yang ada pada kamera.

     10.Standar reflector
  • Mengarahkan sinar ke obyek
  • Cahaya yang dihasilkan sangat kuat dengan sudut pancaran yang terbatas  




 
      11.Snoot
 
  • Untuk mengarahkan cahaya pada satu titik agar tidak menyebar/terpusat
  • Lebih banyak digunakan pada pemotretan studio/indoor, juga untuk
  • Kuat sinar turun 5-6 stop
  • Biasanya digunakan untuk hairlight
  • Bentuknya menyerupai corong








     12.Slave unit
     
     
  • Cara kerjanya, dengan menangkap cahaya dari main light untuk kemudian menyalakan sumber cahaya lainnya yang terhubung dengan slave unit tersebut





B.KESIMPULAN
Faktor-faktor dalam performansi visual yang terdiri dari silau (glare), bayangan
(shadow), flicker, kontras warna (color contrast), ukuran detail (detail size),
kecepatan kerja (work speed), renderasi warna sumber cahaya (color rendering),
kontras terang (brightness contrast), reflektansi ruang (room reflectance) dan
kombinasi pencahayaan (combined ilumination) dapat mempengaruhi kualitas
pencahayaan bidang kerja.

C.REFERENSI

Senin, 28 November 2016

Teknik-Teknik Pencahayaan

ASSALAMUALAIKUM WR.WB.

selamat sore...setelah kemarin membahas CARA MEMPERKIRAKAN DIAGFRAGMA,SHUTTER SPEED,ISO PADA OBJEK BIDIKAN kali ini saya akan memberi tentang teknik-teknik pencahayaan

SELAMAT MEMBACA


A.MAKSUD DAN TUJUAN
    Untuk membuat hasil objek lebih sempurna dan tidak kekurangan cahaya(low)

B.PENGERTIAN

Apa sih Pencahayaan itu???
Cahaya merupakan elemen yang sangat penting di dalam dunia fotografi. Seperti pada bidang seni lainnya, penyanyi menciptakan karya dengan suaranya, pelukis menciptakan karya dengan kuas dan tintanya, maka seorang fotografer menciptakan karya dengan kamera dan cahaya.

Teknik pencahayaan yaitu:

Front Light

Posisi pencahayaan tepat berada di depan objek,sehingga bagisan depan objek akan mendapatkan cahaya yang penuh.Teknik fornt memiliki kekurangan yaitu cenderung terkesan datar(flat)/tanpa dimensi.
Contoh penggunaan Front Light dapat dilihat ➨di sini.

Oval Light

Posisi pencahayaan berada pada arah 3/4 dari posisi objek atau sekitar 45% dari fotografer.Didalam teknik pencahayaan untuk studio/potraiture,pencahayaan ini dikenal dengan Rembrant Light atau Lip. 
Contoh penggunaan Oval Light dapat dilihat ➨di sinil

Side Light 

Posisi pencahayaan tepat disampng objek dan posisi jatuhnya bayangan berada di sisi yang lain. Side Light juga dikenal dengan Split Light.Karakteristik dari pengguna pencahayaan Side Light ini adalah untuk memunculkan tekstur objek.
Contoh penggunaan Side Light dapat dilihat ➨di sini.


Rim Light 

Posisi pencahayaan berada di bagian belakang dengan sudut 1/4 objek sehingga bagian depan objek tampak gelap dan tercipta kontur yang jelas.
Karakteristik dari penggunaan pencahayaan Rim Light ini adalah untuk memunculkan garis bentuk atau kontur dari objek yang difoto. Contoh penggunaan Rim Light dapat dilihat➠ di sini.


Back Light

Posisi pencahayaan berada tepat di belakang objek sehingga bagian  tepi objek
memunculkan karakteristik bentuk dari objek yang diphoto.Back Light sering digunakan untuk memotret siluet manusia /benda dan menjadi gelap(Black Or White)
Contoh penggunaan Back Light dapat dilihat➨ di sini.

Top Light

Posisi pencahayaan berada tepat diatas objek sehingga memunculkan kilau rambut (hait light)jika posisi cahaya tepat berada diatas atau gak dibelakang objek. Contoh penggunaan Top Light sendiri dapat dilihat➨ di sini.


Ray of Light (RoL)

Karakteristik pencahayaan yang muncul karena terobosan cahaya yang menembus melalui awan,daun atau benda lainnya.Untuk dapat meihat pencahayaan ini,kondisi tempat/lingkungan jatuhnya sinar harus memiliki backkground yang gelap
Contoh penggunaan Ray of Light dapat dilihat ➨ di sini.


Existing Light

cahaya yang tersedia atau fotografi cahaya natural, adalah pembuatan gambar dengan cahaya yang kebetulan berada di tempat kejadian. Ini termasuk cahaya dari meja, lantai, lampu langit-langit, lampu-lampu neon, jendela, lilin, lampu ponsel otomatis, dan jenis cahaya lainnya. Dengan existing light, fotografer memiliki kesempatan untuk membuat gambar yang kreatif dan dramatis. Existing light memungkinkan kebebasan bergerak untuk sang fotografer karena peralatan pencahayaan tambahan tidak diperlukan. Jarak subjek, bila tidak menggunakan flash, tidak mempengaruhi pada exposure/paparan.
Contoh dapat dilihat ➡ di sini


Outdoor Light(Cahaya malam hari)

foto malam outdoor berwarna adalah sebelum benar-benar gelap. Pada saat ini, beberapa biru (atau bahkan oranye) ada di langit. Warna ini dalam di senja memberikan latar belakang yang dramatis untuk fotomu. Banyak bangunan terlihat agak biasa di siang hari, tapi pada malam hari, mereka sering terlihat menarik.Contoh dapat dilihat ➡ di sini
 


B.KESIMPULAN
    Bahwa cahaya itu harus perlu untuk mendapatkan suatu objek yang sedang kita ambil

C.REFERENSI 
   1. https://tutorialnikond3100.blogspot.co.id/2014/07/teknik-pencahayaan-  fotografi.html
   2.http://www.idseducation.com/articles/teknik-pencahayaan-dalam-fotografi/

Sabtu, 26 November 2016

SEMIOTIKA BAB III

A.PENGERTIAN

AART  VAN ZOEST
Aart van Zoest (1978) dengan mengutip pendapat Pierce yang membagi keberadaan menjadi tiga kategori : Firstness, Secondness dan Thirdness, membagi tanda berdasarkan ground dari tanda-tanda tersebut sebagai berikut : (1) Qualisign, (2) Sinsign, dan (3) Legisigns. Awalan kata Quali- berasal dari kata “quality”, Sin- dari “singular”, dan Legi- dari “lex” (wet/hukum).
Qualisign adalah tanda yang menjadi tanda berdasarkan sifatnya. Misalnya sifat warna merah adalah qualisign, karena dapat dipakai tanda untuk menunjuk-kan cinta, bahaya, atau larangan.
Sinsign (singular sign) adalah tanda-tanda yang menjadi tanda berdasarkan bentuk atau rupanya di dalam kenyataan. Semua ucapan yang bersifat individual bisa merupakan sinsign. Misalnya suatu jeritan, dapat berarti heran, senang, atau kesakitan. Seseorang dapat dikenali dari caranya berjalan, caranya tertawa, nada suara dan caranya berdehem. Kesemuanya itu adalah sinsign. Suatu metafora walaupun hanya sekali dipakai dapat menjadi sinsign. Setiap sinsign mengandung sifat sehingga juga mengandung qualisign. Sinsign dapat berupa tanda tanpa berdasarkan kode.
Legisign adalah tanda yang menjadi tanda berdasarkan suatu peraturan yang berlaku umum, suatu konvensi, suatu kode. Semua tanda-tanda bahasa adalah legisign, sebab bahasa adalah kode, setiap legisign mengandung di dalamnya suatu sinsign, suatu second yang menghubungkan dengan third, yakni suatu peraturan yang berlaku umum, maka legisign sendiri adalah suatu thirdness.
Menurut Aart Van Zoest, adanya tanda ditentukan oleh 3 (tiga) elemen, yaitu : (1) tanda yang dapat dilihat atau tanda itu sendiri, (2) sesuatu yang ditunjukkan atau diwakili oleh tanda, (3) tanda lain dalam pikiran penerima tanda. Di antara tanda dan yang diwakilinya ada sesuatu hubungan yang menunjukkan representatif yang akan mengarahkan pikiran kepada suatu interpretasi.
Hal ini menunjukkan representasi dan interpretasi merupakan karakteristik tanda. Tanda mempunyai arti langsung dari suatu tanda yang telah diketahui bersama atau yang menjadi pengertian bersama yang disebut denotasi. Sedangkan pengertian tak langsung atau arti ke 2 dari denotasi tadi disebut konotasi. Tanda yang diberi arti sepihak oleh penerima disebut symptom, dengan demikian artinya konotatif. Pengertian symptom sendiri adalah jika suatu tanda tidak dimaksudkan tanda oleh pengirim tanda.
Selanjutnya menurut Aart van Zoest, studi semiotika dibagi menjadi 3 (tiga) daerah kerja, yaitu : (1) Semiotik Sintaksis, studi tanda yang dipusatkan pada penggolongannya, dan hubungan dengan tanda-tanda yang lain caranya berkerja sama dalam menjalankan fungsinya. Namun semiotik sintaksis tidak hanya dibatasi mempelajari hubungan antara tanda di dalam sistem tanda yang sama, melainkan juga mempelajari tanda dalam sistem lain yang menunjukkan kerjasama. Misalnya dalam film, antara gambar dan kata-kata, pada dasarnya berasal dari sistem tanda yang berbeda, tetapi bekerja sama. (2) Semiotik semantik, penyelidikannya diarahkan untuk mempelajari hubungan di antara tanda dan acuannya (denotasi), serta interprestasi yang dihasilkan. (3) Semiotik Pragmatik, penyelidikannya diarahkan untuk mempelajari hubungan di antara tanda dan pemakai tanda Dengan adanya tiga tataran tersebut, maka akan semakin lengkap usaha untuk mempelajari ‘gramatika’ sistem semiotika tertentu. Perbedaan yang paling penting dalam taraf pragmatik adalah di antara symptom-symptom dan signal-signal. yang dimaksud dengan symptom adalah bila suatu tanda tidak dimaksudkan oleh pengirim tanda sebagai tanda. Sedangkan signal adalah suatu tanda yang memang dimaksudkan oleh pengirim tanda sebagai tanda. Dalam signal ada aspek repretentatifnya, ada denotasi tertentu, berbeda dengan symptom yang tidak memiliki denotasi tertentu yang sengaja diberikan. Pada situasi komunikasi, perhatian pertama ditujukan kepada signal, namun dalam situasi demikian bisa juga muncul symptom-symptom yang tidak disengaja. Menurut Aart van Zoest, justru terkadang symptom memiliki kekuatan kebenaran yang lebih jika dibanding dengan signal, karena signal dapat berbohong, sedangkan symptom tidak

FERDINAND DE SAUSSURE
Menurut Saussure, tanda terdiri dari: Bunyi-bunyian dan gambar, disebut signifier atau penanda, dan gagasan-gagasan dari bunyi-bunyian dan gambar, disebut signified. 
Dalam berkomunikasi, seseorang menggunakan tanda untuk mengirim makna tentang objek dan orang lain akan menginterpretasikan tanda tersebut. Objek bagi Saussure disebut “referent”. Hampir serupa dengan Peirce yang mengistilahkan interpretant untuk signified dan object untuk signifier, bedanya Saussure memaknai “objek” sebagai referent dan menyebutkannya sebagai unsur tambahan dalam proses penandaan. Contoh: ketika orang menyebut kata “anjing” (signifier) dengan nada mengumpat maka hal tersebut merupakan tanda kesialan (signified). Begitulah, menurut Saussure, “Signifier dan signified merupakan kesatuan, tak dapat dipisahkan, seperti dua sisi dari sehelai kertas.” (Sobur, 2006).

BAUDRILLARD

Baudrillard memperkenalkan teori simulasi. Di mana peristiwa yang tampil tidak mempunyai asal-usul yang jelas, tidak merujuk pada realitas yang sudah ada, tidak mempunyai sumber otoritas yang diketahui. Konsekuensinya, kata Baudrillard, kita hidup dalam apa yang disebutnya hiperrealitas (hyper-reality). Segala sesuatu merupakan tiruan, tepatnya tiruan dari tiruan, dan yang palsu tampaknya lebih nyata dari kenyataannya (Sobur, 2006).
Sebuah iklan menampilkan seorang pria lemah yang kemudian menenggak sebutir pil multivitamin, seketika pria tersebut memiliki energi yang luar biasa, mampu mengerek sebuah truk, tentu hanya ‘mengada-ada’. Karena, mana mungkin hanya karena sebutir pil seseorang dapat berubah kuat luar biasa. Padahal iklan tersebut hanya ingin menyampaikan pesan produk sebagai multivitamin yang memberi asupan energi tambahan untuk beraktivitas sehari-hari agar tidak mudah capek. Namun, cerita iklan dibuat ‘luar biasa’ agar konsumen percaya. Inilah tipuan realitas atau hiperealitas yang merupakan hasil konstruksi pembuat iklan. Barangkali kita masih teringat dengan pengalaman masa kecil (entah sekarang masih ada atau sudah lenyap) di pasar-pasar tradisional melihat atraksi seorang penjual obat yang memamerkan hiburan sulap kemudian mendemokan khasiat obat di hadapan penonton? Padahal sesungguhnya atraksi tersebut telah ‘direkayasa’ agar terlihat benar-benar manjur di hadapan penonton dan penonton tertarik untuk beramai-ramai membeli obatnya.
Macam-macam Semiotik 
Ada 9 macam semiotik yang kita ketahui : 
     ·                     Semiotik Analitik
Semiotik analitik adalah semiotik yang menganalisis sistem tanda ·                      
Semiotik Deskriptif
Semiotik deskriptif adalah semiotk yang memeperhatikan sistem tanda yang adapat kita alami sekarang, meskipun ada tanda yang sejak dahulu tetap seperti yang disaksiskan sekarang. 
·                     Semiotik Faunal (Zoo semiotic)
Semiotik Faunal adalah semiotik yang khusus memperhatikan sistem tanda yang dihasilkan oleh hewan
·                     Semiotik Kultural
Semiotik kultural adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang berlaku dalam kebudayaan masyarakat tertentu.
·                     Semiotik Naratif
Semiotik Naratif adalah semiotik yang menelaah sistem tanda dalam narasi yang berwujud mitos dan cerita lisan (Folkkore)
·                     Semiotik Natural
Semiotik natural adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh alam.
·                     Semiotik Normatif
Semiotik normatif adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang di buat oleh manusia yang berwujud norma-norma, misalnya rambu-rambu lalu lintas.
·                     Semiotik Sosial
Semiotik sosial adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh manusia yang berupa lambang.
·                     Semiotik Struktural
Semiotik struktural adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yag dimanifestasikan melalui struktur bahasa.

B.REFERENSI
1.EBook makalah-semiotika